Rima yang berangkat dari lanskap keterulangan.
Mengangkangi pitam dengan disiplin kacangan densus dua angka delapan.
Mencemari arus hegemoni bangsa Titan yang kalian nobatkan sebagai Tuhan bajakan.
Logika penaklukan swasembada pangan dan dominasi pelumuran.
Katarsis yg sama menjengkelkan dengan prostitusi Don Yuan prapatan.
Arsitek yang membangun reruntuhan dengan sintaksis keterasingan.
Plot kota yg melacurkan diri pada simbiosa mutual konstitusi dan parlemen.
Stabilitas pasang surut yg mengerupsi bahaya laten.
Rahim pusara yg menjagai tameng anti-dekaden petaka Bush bin Laden.
Melumat takdir perayaan buruh tani pada hari pertama pasca panen sejak menara satir para nasionalis kalian bangun tanpa semen.
Seharam jadah keringat martir laba yg meronta kekang dimuka kutukan Firaun Tutkanhamen.
Sehingga, kami pangkas semua manuver klandestin hamba-paduka dengan secawan kopi dan nyala api permanen.
Rima penantang awan, sumpah serapah sekaliber kutukan tuhan.
Merasuk setiap butir pasir harapan semua pembangkang yang meronta kekang.
Melepas kekang kendali hingga detik penghabisan.
Menolak berbagi Tuhan dengan perpanjangan modal Dajjal berlapis kafan persetubuhan.
Karena hikayat, riwayat kepalanku bergerak dalam lamat, bernazar hidup tanpa siasat pada janji jam pasir dimuka kiblat.
Berkerabat dengan sekelumit serapah yg menjanjikan kiamat.
Memimpikan utopia tuk hidup tanpa agenda pembersihan Angkatan Darat.
Merededam teror invasi kultural belatung pengerat.
Merancang agenda penolakan sekeramat sabda Proudhon dan Bakunin.
Menginjeksi anti-toksin militan serupa populasi peruntuh Tembok Berlin.
Manifestasi yg lebih hangit dari ampas pembakaran kain, botol dan bensin.
Aku adalah petaka yg sama sebelum elegi kronikal Zedong dan Lenin.
Ejakulasi dini rahwana tanpa kelamin , oposit yg sama mengerikan, kausa prima bancakan dan semantik berhala penaklukan.
Maka jangan izinkan aku tuk katakan, bahwa hidup adalah parody antara lawakan statis mc picisan dan CP ustad komersil prapatan.
Gabungan kesalahan malaikat dan setan yg bersendawa dihadapan dominasi Frame Ritz, Tanoe dan Punjabi.
Akumulasi MC yang mensimulasi hidup dibawah kendali masturbasi imam korporasi.
Jessica dan Olga yg tergadai obsesi terhunus.
Bahwa terlihat bodoh dimuka khalayak adalah harus, pretensi hidup yg kalian pertahankan sampai mampus.
Profanubis. Akumulasi frase kutukan yang melampaui depresi penyeragaman.
Menantang awan yg mengangkang dibawah plot keterasingan.
Tatkala momen terbaik dalam hidup hanya meratapi tuhan yang telah mati dihunus belati profit yg terkooptasi.
Kacung manipulasi eksistensi yang menghadirkan komposisi surga dan neraka berkoneksi kabel TV.
Sehingga para wadal dan isrofil sibuk mencipta sangkakala tiruan ditengah ekspansi bisnis Bakrie.
Segantang komposisi manual dekaden terkini.
Sengkarut alienasi yang berjelaga diantara ribuan martir freeport yg lelah menjadi saksi.
Bentangan parodi yg terlalu memuakkan tuk kami kenal karena lafal tiap aksara pada ironi yg bertutur sudah kalian hapal.
Determinasi merkantilis seabujahal bandit Neoliberal menjadi Tuhan Bajakan dengan Saham, Modal dan Lidah Berpangkal.
Memaksa khalayak mengkonsumsi sampah polutan berkanal.
Membuat tetes keringat buruh pabrik sepekat aspal.
Aral kuasa sekokoh koral.
Pandir resistensi kepakan Neoimperial yg diboncengi promosi dan pariwara akhirat tanpa neraka.
Dunia tanpa Tentara, mantra penolak bala yang bersafari diatas cakrawala yang meluntur bersama freon dan co2.
Maka jangan izinkan aku tuk katakan, bahwa anonimus garuda pancasila adalah sumber pahala yg kalian sodomi tanpa Pelumas dan Viagra.
Dan kami adalah kutukan ababil pemberangus penghianat lantai dansa.
Dan kami pula yang akan memastikan setiap dari kalian lari dengan ujung kontol terbakar bernyala.
Mengangkangi pitam dengan disiplin kacangan densus dua angka delapan.
Mencemari arus hegemoni bangsa Titan yang kalian nobatkan sebagai Tuhan bajakan.
Logika penaklukan swasembada pangan dan dominasi pelumuran.
Katarsis yg sama menjengkelkan dengan prostitusi Don Yuan prapatan.
Arsitek yang membangun reruntuhan dengan sintaksis keterasingan.
Plot kota yg melacurkan diri pada simbiosa mutual konstitusi dan parlemen.
Stabilitas pasang surut yg mengerupsi bahaya laten.
Rahim pusara yg menjagai tameng anti-dekaden petaka Bush bin Laden.
Melumat takdir perayaan buruh tani pada hari pertama pasca panen sejak menara satir para nasionalis kalian bangun tanpa semen.
Seharam jadah keringat martir laba yg meronta kekang dimuka kutukan Firaun Tutkanhamen.
Sehingga, kami pangkas semua manuver klandestin hamba-paduka dengan secawan kopi dan nyala api permanen.
Rima penantang awan, sumpah serapah sekaliber kutukan tuhan.
Merasuk setiap butir pasir harapan semua pembangkang yang meronta kekang.
Melepas kekang kendali hingga detik penghabisan.
Menolak berbagi Tuhan dengan perpanjangan modal Dajjal berlapis kafan persetubuhan.
Karena hikayat, riwayat kepalanku bergerak dalam lamat, bernazar hidup tanpa siasat pada janji jam pasir dimuka kiblat.
Berkerabat dengan sekelumit serapah yg menjanjikan kiamat.
Memimpikan utopia tuk hidup tanpa agenda pembersihan Angkatan Darat.
Merededam teror invasi kultural belatung pengerat.
Merancang agenda penolakan sekeramat sabda Proudhon dan Bakunin.
Menginjeksi anti-toksin militan serupa populasi peruntuh Tembok Berlin.
Manifestasi yg lebih hangit dari ampas pembakaran kain, botol dan bensin.
Aku adalah petaka yg sama sebelum elegi kronikal Zedong dan Lenin.
Ejakulasi dini rahwana tanpa kelamin , oposit yg sama mengerikan, kausa prima bancakan dan semantik berhala penaklukan.
Maka jangan izinkan aku tuk katakan, bahwa hidup adalah parody antara lawakan statis mc picisan dan CP ustad komersil prapatan.
Gabungan kesalahan malaikat dan setan yg bersendawa dihadapan dominasi Frame Ritz, Tanoe dan Punjabi.
Akumulasi MC yang mensimulasi hidup dibawah kendali masturbasi imam korporasi.
Jessica dan Olga yg tergadai obsesi terhunus.
Bahwa terlihat bodoh dimuka khalayak adalah harus, pretensi hidup yg kalian pertahankan sampai mampus.
Profanubis. Akumulasi frase kutukan yang melampaui depresi penyeragaman.
Menantang awan yg mengangkang dibawah plot keterasingan.
Tatkala momen terbaik dalam hidup hanya meratapi tuhan yang telah mati dihunus belati profit yg terkooptasi.
Kacung manipulasi eksistensi yang menghadirkan komposisi surga dan neraka berkoneksi kabel TV.
Sehingga para wadal dan isrofil sibuk mencipta sangkakala tiruan ditengah ekspansi bisnis Bakrie.
Segantang komposisi manual dekaden terkini.
Sengkarut alienasi yang berjelaga diantara ribuan martir freeport yg lelah menjadi saksi.
Bentangan parodi yg terlalu memuakkan tuk kami kenal karena lafal tiap aksara pada ironi yg bertutur sudah kalian hapal.
Determinasi merkantilis seabujahal bandit Neoliberal menjadi Tuhan Bajakan dengan Saham, Modal dan Lidah Berpangkal.
Memaksa khalayak mengkonsumsi sampah polutan berkanal.
Membuat tetes keringat buruh pabrik sepekat aspal.
Aral kuasa sekokoh koral.
Pandir resistensi kepakan Neoimperial yg diboncengi promosi dan pariwara akhirat tanpa neraka.
Dunia tanpa Tentara, mantra penolak bala yang bersafari diatas cakrawala yang meluntur bersama freon dan co2.
Maka jangan izinkan aku tuk katakan, bahwa anonimus garuda pancasila adalah sumber pahala yg kalian sodomi tanpa Pelumas dan Viagra.
Dan kami adalah kutukan ababil pemberangus penghianat lantai dansa.
Dan kami pula yang akan memastikan setiap dari kalian lari dengan ujung kontol terbakar bernyala.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus