Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Tentang Utopia

Aku dimana? Aku benar-benar takut, bahkan untuk menanyakanya pada diriku sendiri. Aku mendapati diriku berada ditengah-tengah akumulasi jutaan manusia di suatu tempat yang sangat luas. Tidaklah seumur hidup aku pernah melihat tempat yang luar biasa luas seperti ini. Ketika memandang ke utara maka akan sampai ke selatan, ketika memandang ke barat maka akan sampai ke timur, begitu pula sebaliknya. Aku memberanikan diri bertanya dalam hati. Apakah dunia sudah kiamat? Apakah semua manusia sudah mati? Apakah ini sebuah persidangan akhir yang termaktub dalam kitab suci? Atau aku hanya bermimpi? Aku enggan bertanya pada orang-orang telanjang disekitarku. Mana mungkin aku yang waras menanyakan hal-hal yang krusial semacam itu pada orang gila tanpa pakaian? Atau mereka yang waras dan aku yang gila? Ahhh mungkin saat itu memang yang waras tidak berpakaian. Tapi baguslah ternyata aku juga tidak berpakaian, setidaknya aku sama gilanya dengan mereka!   Ternyata benar dugaanku, peradaban...

Profanubis

Rima yang berangkat dari lanskap keterulangan. Mengangkangi pitam dengan disiplin kacangan densus dua angka delapan. Mencemari arus hegemoni bangsa Titan yang kalian nobatkan sebagai Tuhan bajakan. Logika penaklukan swasembada pangan dan dominasi pelumuran. Katarsis yg sama menjengkelkan dengan prostitusi Don Yuan prapatan. Arsitek yang membangun reruntuhan dengan sintaksis keterasingan. Plot kota yg melacurkan diri pada simbiosa mutual konstitusi dan parlemen. Stabilitas pasang surut yg mengerupsi bahaya laten. Rahim pusara yg menjagai tameng anti-dekaden petaka Bush bin Laden. Melumat takdir perayaan buruh tani pada hari pertama pasca panen sejak menara satir para nasionalis kalian bangun tanpa semen. Seharam jadah keringat martir laba yg meronta kekang dimuka kutukan Firaun Tutkanhamen. Sehingga, kami pangkas semua manuver klandestin hamba-paduka dengan secawan kopi dan nyala api permanen. Rima penantang awan, sumpah serapah sekaliber kutukan tuhan. Merasuk seti...

Kehilanganmu: Jalan Pulang Paling Rumah Untukku

Kita pernah menjadi sepasang mikrokosmik yang bermain api dan bernazar untuk hidup dibawah atap yang sama di dalam bangunan dua lantai yang kokoh menghujam kaki-kaki langit. Aku menginginkan dua anak laki-laki tetapi engkau lebih merestui sepasang anak laki-laki dan perempuan yg akan menghidupkan keceriaan didalam rumah kita. Kita berdebat panjang tentang itu dibawah temaramnya gugusan langit senja dengan sengkarut pemandangan urban ibu kota dan diantara semilir angin bermuatan co2 yang kerap menerpa rambut indahmu sampai wanginya lekas menyebar ke seluruh penjuru mata angin, menyeruak masuk memenuhi pembuluh-pembuluh darah dalam dadaku. Kamu tahu, aku telah menikmati momen itu lebih banyak dari ribuan kali, sayang! Dengan sendirinya libidoku naik bersamaan dengan itu. Sungguh, aku ingin menikmati setiap jengkal dari eksotika tubuhmu saat itu juga! Apalagi bibirmu yang lembut itu, barangkali itu adalah salah satu yang terindah yang pernah diciptakan tuhan. Dan aku?   Aku hany...

Tragedi

Koen hanya menatap kosong langit malam diatas atap rumahnya. Diantara semilir angin malam yang menerpa tubuhnya, diantara jelaga pola-pola abstrak awan  mendung, dan diantara keabadian bintang-bintang. Koen begitu menyukai langit karena keluasan dan ketidakberhinggaanya. Ia meyakini bahwa, langit bukan terdiri dari tujuh lapisan, melainkan lebih. Ia tidak tahu berapa dan tidak memusingkanya karena ia lebih suka menganggapnya sebuah rahasia sebab sebuah makna hirarki  langit hanyalah persepsi muka bumi. Barangkali?   Namun, pikiran koen tidak sekosong tatapanya malam itu. Pikiranya hilir-mudik kesana-kemari merancang sengkarut strategi hidupnya kelak. Fase wajar yang pasti dilewati semua anak yang baru lulus SMA. Di satu sisi, ia ingin menjadi filsuf yang akan mencerahkan orang banyak dan abadi, seperti Marx dan Nietzsche, tetapi jauh dari kekayaan. Di satu sisi, rasa ingin membahagiakan ibunya, rasa takut tidak sukses dengan memiliki banyak uang, dan...