Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Tentang Seonggok Daging Penagih Tanda Tangan

Rocker juga manusia bukan? Andai Che Guevara masih hidup dan sedang menyelesaikan skripsinya di salah satu Universitas di Indonesia, ia akan mengeluh seperti ini. Aku lebih suka perjuangan yang berdarah-darah untuk merebut sesuatu yang sudah pasti transformatif. Perang gerilya di hutan belantara yang lembab, dimana setiap detiknya hidup terasa begitu dekat dengan kematian. Namun kami semua cukup berani tuk melawan atas nama solidaritas tuk menyudahi penindasan ini. Untuk itu semua aku lebih suka mengobati kamerad yang terluka atau sakit karena kejamnya realitas yang kami hadapi ketimbang mengobati diriku sendiri atas sakit paru-paru yang begitu tidak tahu diri datang disaat yang tidak dibutuhkan. Aku lebih suka itu semua ketimbang berjuang menjadi mahasiswa tingkat akhir dimana kampus beserta jejeran staf birokrasi mereduksi perjuangan mahasiswa menjadi sekedar kemampuan untuk pasrah menunggu berbagai hal yang tak pasti. Tanda tangan dosen pembimbing, urusan berkas administratif, dan ...

IKUT DEMO?

Pagi ini terasa sejuk sekali, cuaca sungguh mengerti bagaimana cara untuk memperlakukan mereka yang berurusan dengan kegiatan luar ruangan. Termasuk mahasiswa militan (baca: karbitan) untuk berdemo ria menuntut segala sesuatu pada negara tercinta ini. Temanku termasuk salah satunya, ia juga setengah memaksa agar aku turut serta 'menghitamkan' gedung DPRD kalbar seperti mahasiswa-mahasiswa kebanyakan. Ia bicara panjang lebar tentang kebobrokan pemerintah, negara, dan keharusan menjadi mahasiswa dengan suasana bicara seperti nabi yang sedang menjajakan surga. Hanya saja, aku tak sampai hati untuk menjelaskan sikap politikku untuk menolak ajakannya. Aku lebih memilih diam sambil menggelengkan kepala dan merespon dengan jawaban yang tidak masuk akal. Paling tidak trend demo ini membuatnya kembali hidup sebagai manusia setelah sebelumnya ia hanya mati segan hidup tak mau setelah semua perempuan membuatnya takut untuk mencintai. Aku tak sampai hati untuk merenggut semangatnya tuk be...

Merayakan Kematian Nalar

Selalu ada pertama kali untuk segala sesuatu. Cheran menjadi kota anarkis pertama di Mexico yang berhasil mengatur dirinya sendiri secara otonom tanpa bantuan pemerintah. Neil Amstrong manusia pertama yang berhasil mendarat di bulan. Tahun 2012 untuk pertama kalinya Canibus dibantai dengan sangat memalukan pada sebuah rap battle. Nietzsche filsuf pertama yang menelanjangi moralitas penganut Kristen eropa. Jerinx orang Indonesia pertama, yang secara massif, membuktikan bahwa musik, idealisme serta konsistensi memiliki daya pukul yang membuat simbiosa mutual oligarki dan Negara tak lebih bernilai dari kumpulan pandir bermodal. Dan untuk hal yang paling ajaib dalam hidup saya, untuk pertama kalinya saya sudi menonton debat capres. Sebuah kesadaran yang jarang sekali saya pikirkan mengingat betapa kotornya iklim politik di negeri ini. Kesadaran itu dipantik oleh seorang kawan, sebut saja Mawar, sore itu saat sedang membicarakan agenda ngumpul pada malam harinya. ‘’Nanti mal...